KESEIMBANGAN PASAR TENAGA KERJA
A. Keseimbangan dalam Pasar Tenaga Kerja Single Competitif
Kurva penawaran tenaga kerja menunjukkan jumlah jam kerja dari
pekerja pada berbagai tingkat upah. Sedangkan kurva permintaan tenaga kerja menunjukkan jumlah jam kerja yang
digunakan oleh perusahaan pada berbagai tingkat upah. Keseimbangan terjadi pada
saat penawaran tenaga kerja sama dengan permintaan tenaga kerja yaitu di titik
upah keseimbangan w* dan jumlah jam kerja sebanyak E*. Setelah tingkat upah
keseimbangan tercapai, setiap perusahaan di dalam industri berusaha
mempekerjakan orang sampai pada titik dimana nilai marjinal produk tenaga kerja
(value of marginal product of labor)
sama dengan upah di pasar kerja yang kompetitif yaitu di titik E.
Keseimbangan di pasar kerja yang kompetitif
Mengapa upah bisa naik turun? Dalam perekonomian yang modern, terdapat
kendala yang dihadapi berupa gangguan (shock)
yang terjadi baik di sisi permintaan maupun penawaran. Upah dan kesempatan
kerja yang selalu berubah merupakan respon dari perubahan yang terjadi dari
sisi ekonomi, politik dan sosial. Ketika pasar kerja bereaksi terhadap gangguan
yang terjadi, upah dan kesempatan kerja akan selalu bergerak menuju titik
keseimbangan yang baru.
B. Keseimbangan Kompetitif antar Pasar Tenaga
Kerja
Bagaimana keseimbangan
pasar tenaga kerja terjadi bila di daerah utara mempunyai upah yang lebih
tinggi dari daerah selatan? Diasumsikan dua pasar ini mempekerjakan pekerja
yang memiliki ketrampilan yang sama sehingga orang yang bekerja di daerah Utara
memiliki substitusi yang sempurna dengan daerah di Selatan. Upah keseimbangan
di daerah Utara wN melebihi upah keseimbangan di daerah Selatan wS.
Kurva permintaan dan penawaran di masing-masing pasar yaitu SN dan DN
untuk daerah Utara sedangkan SS dan DS untuk daerah
Selatan. Pekerja di daerah Selatan melihat upah di daerah Utara lebih besar,
akan berpindah untuk bekerja di Utara. Penghasilan yang besar menunjukkan
tingkat kepuasan yang lebih besar. Sebaliknya perusahaan melihat adanya
perbedaan upah di kedua daerah, akan berpindah ke daerah Selatan yang memiliki
karakteristik tingkat upah yang lebih rendah dibandingkan di Utara, sehingga
perusahaan memperoleh keuntungan lebih besar dengan mempekerjakan pekerja yang
lebih murah. Jika pekerja berpindah antar daerah dengan bebbas, perpindahan
pekerja (migrasi) akan mengubah kurva penawaran baik di daerah Utara maupun
Selatan. Di daerah Selatan, kurva penawaran tenaga kerja akan bergeser ke kiri
(ke SS’) sampai sebagian
pekerja di daerah Selatan meninggalkan daerahnya menuju daerah Utara. Akibatnya
karena pekerja sangat langka di daerah Selatan, upah pekerja mengalami
kenaikan. Sebaliknya di daerah Utara, kurva penawaran tenaga kerja akan
bergeser ke kanan (ke SN’), sebagai akibat pekerja di daerah Selatan
terus berdatangan. Dampaknya, upah di daerah Utara mengalami penurunan. Jika
ada kebebasan bagi pekerja untuk berpindah dan kebebasan untuk keluar atau
masuk ke pasar, maka dampaknya
perekonomian nasional akan menghasilkan tingakat upah tunggal yaitu sebesar w*.
C.
Keseimbangan dalam Pasar Tenaga Kerja Monopsoni
Jenis perusahaan monopsoni yaitu:
- perusahaan monopsoni dengan diskriminasi murni
- perusahaan monopsoni nondiskriminatif
a. Perusahaan monopsoni dengan diskriminasi murni
Perusahaan monopsoni dengan diskriminasi murni dapat mempekerjakan
pekerja pada berbagai tingkat upah. Pada
dasarnya perusahaan monopsoni tidak dapat mempengaruhi harga output di pasar.
Keuntungan perusahaan yang diperoleh jika menambah pekerja sama dengan harga
produknya dikalikan dengan marjinal produk tenaga kerja yang bersifat
kompetitif, ditunjukkan oleh kurva nilai marjinal produknya. Perusahaan monopsoni
dengan diskriminasi murni akan mempekerjakan orang sampai kondisi dimana nilai
upah pekerja terakhir yang disewanya sama dengan biaya mempekerjakan pekerja
terakhir tersebut. Atau sampai kondisi dimana kontribusi pekerja terakhir
terhadap penerimaan perusahaan sama dengan ongkos marjinal pekerja. Pekerja terakhir
ini merupakan pekerja yang menerima upah sesuai kemampuan tertinggi perusahaan
untuk menarik pekerja yang ada di pasar. Apabila setelah ini ada pekerja lain
yang masuk perusahaan tersebut, akan dibayar dengan tingkat upah reservasi. Keseimbangan
pasar terjadi di titik A, dimana penawaran sama dengan permintaannya. Perusahaan
monopsoni dengan diskriminasi murni mempekerjakan pekerja sebear E*, persis
sama dengan tingkat kesempatan kerja pada pasar kompetitif. Upah w* bukan
merupakan upah yang kompetitif. Upah itu merupakan tingkat upah yang harus
dibayar oleh perusahaan monopsoni untuk menarik pekerja yang terakhir yang ada
di pasar.
b. Perusahaan monopsoni
nondiskriminatif.
Perusahaan monopsoni nondiskriminasi harus membayar
seluruh pekerja pada tingkat yang sama, tanpa mempedulikan upah reservasi pekerja.
Hal ini disebabkan oleh perusahaan monopsoni nondiskriminasi harus menaikkan
upah terhadap seluruh pekerja karena keinginan perusahaan untuk mempekerjakan
lebih banyak pekerja sehingga kurva penawaran tenaga kerja tidak lagi menjadi
biaya marjinal pekerja. Upah akan meningkat pada saat perusahaan monopsoni
nondiskriminasi mempekerjakan lebih banyak pekerja, sehingga kurva ongkos
marjinal tenaga kerja memiliki slope positif. Ongkos marjinal pekerja meningkat
lebih besar dibandingkan dengan tingkat upah dan berada diatas kurva penawaran
tenaga kerjanya. Perusahaan monopsoni akan memaksimumkan keuntungan dengan
mempekerjakan orang sampai pada tahap dimana ongkos marjinal tenaga kerja sama
dengan nilai marjinal produknya (titik A). Jika perusahaan mempekerjakan
pekerja lebih rendah dari EM, maka nilai produk marjinalnya melebihi
ongkos marjinal tenaga kerjanya dan perusahaan akan menambah pekerja. Sebaliknya,
jika perusahaan mempekerjakan lebih dari EM, ongkos marjinalnya
melebihi kontribusi pekerja bagi perusahaan dan perusahaan akan memberhentikan
beberapa karyawan. Kondisi keuntungan maksimum bagi perusahaan monopsoni
nondiskriminasi yaitu MCE = VMPE.
Karakteristik keseimbangan pasar monopsoni dibandingkan
dengan pasar kompetitif. Pertama, perusahaan monopsoni nondiskriminatif
mempekerjakan orang lebih sedikit dibandingkan di pasar kompetitif sehingga
pada pasar monopsoni akan terjadi pengangguran. Kedua, upah pada pasar
monopsoni sebesar wM lebih kecil dari upah di pasar kompetitif w*
dan juga lebih kecil dari nilai marjinal produknya yaitu VMPM.
D.
Keseimbangan dalam Pasar Tenaga Kerja Monopoli
Perusahaan monopoli mampu dan bebas mempengaruhi harga
output di pasar (harga jual barang). Perusahaan monopoli akan memproduksi
barang sampai keuntungan marjinal sama dengan ongkos. Karena perusahaan
monopoli dapat menentukan harga jual, maka perusahaan dapat mempekerjakan
tenaga kerja sesuai dengan keinginannya dan pada upah yang telah ditentukan
perusahaan (misal sebesar w). Keuntungan perusahaan akan maksimal jika pada
penggunaan tenaga kerja sebesar E1, yaitu pada saat W=MRPE
(titik A). Jika jumlah pekerja lebih kecil dari E1, dengan adanya
tambahan pekerja, perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Hal ini karena ongkos
mempekerjakan lebih kecil dari keuntungan yang diperoleh. Sebaliknya, jika
perusahaan mempekerjakan orang yang lebih besar dari E1, pekerja
terakhir yang disewa menghasilkan keuntungan yang lebih kecil dari ongkos
mempekerjakannya. Jika perusahaan berada pada pasar yang kompetitif, maka akan
mempekerjakan sampai pada titik dimana upah sama dengan nilai marjinal
produknya yaitu sebesar E2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar